Monday, December 5, 2022

SEJARAH MATA AIR TAMPURO

 




Dari Sumber terpecaya hasil wawancara team Kompas Gramedia mantan camat Sanggar Ahmad Mutalib beliau memberikan keterangan terkait lokasi Tampuro dan awal pemberian nama lokasi ini. Pengakuan Ahmad Mutalib, menegaskan dari beberapa sumber dari orang tua jaman dahulu Kata "tampuro" dari kata "tampu`U". 'tampu`U" (bhs. Bima) merupakan kata kerja yang artinya memualai sesuatu pekerjaan atau awal untuk memulai melakukan usuha (bernenak).  Pada tahun 1952 masyarakat Sanggar bersama sama datang kelokasi mata air  memulai membawa ternaknya untuk dilepaskan dilokasi mata air  awal memulainya "tampu`U ro".  Pada tahun 1952  wilayah Kawasan Tampuro adalah wilayah turun temurun sebagai wilayah pelepasan ternak mencakup Kacoa Laju, Ndano Leke, Tatanga Tebe, Sangari Toi, Lenggo, Sangari Na`E, Moti Toi, Labunae, Oi Na`A.


Dari beberapa sumber tertulis sejarah mengenai letusan gunung Tambora tahun 1815, lokasi  Tampuro sama sekali tak disebutkan.  Beberapa  tempat disebutkan dalam catatan sejarah letusan Tambora 1815 tersebut adalah Kananga, Kadinding, Katupat, Labunae Donggo Tabe, Cempaka(Jempaka) Sanggari, Piong, Boro, Kore, Taloko.

Adapun nama Tampuro,TatangaTebe, Ndanoleke merupakan pemberian nama oleh masyarakat sekitar tahun 1952 dan wilayah ini tergolong masuk dalam wilayah Sanggari merupakan lokasi pemberian baru oleh masyarakat.




foto Tahun 1982 bersama segerombolan kerbau di Tampuro
(Sumber Arsip Nasional RI )

Mata air Tampuro adalah mata air yang terbentuk dari trowongan sungai bawah tanah akibat tertutup batuan materian panas letusan gunung Tambora 1815, material  berupa lahar panas mengalir menutupi alur air dan dapat kita temukan di lubang mata air yang keluar terdapat cairan mangma dan membeku dan di dalam trowongan air yang keluar menuju pantai terdapat di bagian diding atas trowonga samping kiri dan kanan terdapat lelehan mangma. Sempat pada saat lelehan material letusan Tambora 1815 hampir menutupi mata air, namun karna ada tekanan air yang cukup kuat menerobos membeku dan membentuk alur trowongan di sela bebatuan.

Dari kontruk permukaan lokasi Tampuro adalah alur sungai, hal ini bisa kita bandingkan dengan sampel lain seperti lokasi Sangari Toi, terdapat air payau atau air tawar sepanjang pantai, Oi Kagoko (Oi Temba) juga muncul mata air di tengan batuan di tepian pantai ukuran lubang 3in. Hampir pinggiran pantai di wilayah Sanggar dan Tambora menemukan mata air disepajang pantai karena merupakan alur sungai yang tertutup material letusan  gunung Tambora.

Peberapa hasil survei kami di sekitar Lompa terdapat sungai yang samapai saat ini airnya cukup deras dari atas namun air sungai Lompa Piong mengendap. Prediksi kami munculnya air tawar sepanjang pantai merupakan alur Sugai  Lompa Piong. Alur Sungai tersebut dapat kami ambil sampel lokasi gua Lompa masyarakat mengenalnya gua Panihi (gua Kelelawar). Gua ini terbentuk dari alur sungai tertutup material letusan Tambora. Gua ini terbentuk horizontal kedalamaman kurang lebih antara 5 samapai 9 meter dan pajang kurang lebih 30 meter.



Dari hasil penelitian Harardur Sigurdson Kewarganegaraan Swis dan Dr. Indiyo Pratomo geologi Bandung tahun 2009 melewati bibir panatai sepanjang lintasan mulai dari Sangari Piong sampai Desa Kanagaga Tambora. Ketingian material pasir letusan Tambora sampai ketanah dasar aslinya sebelum letusan Tambora 1815 berkisar 3 meter sampai 8 meter.


Kearifanlokal Suku Sasak Lombok NTB




 

Kearifanlokal Suku Dayak

     Suku Dayak merupakan suku yang mendiami asli Kalimatan, suku Dayak tergolong suku yang kuat mepertahankan warisan keaslian kehidupan dan tradisi dan mereka generasi muda dayak lebih unggul berkembanag mewarisi tradisi turun temurun beda dengan suku-suku yang lain di nusantara, mereka lambat lain meninggalkan tradisi dari turun temurun dan menerima tradisi baru yang berkembang saat ini.

    Suku Dayak di kalimantan ini, identik denga cirikhas berkostum merarah dan dalam pasukan perang di kelompokan pasukan merah dan pasukan burung, bagi suku Dayak menari adalah hampir terwarisi semua kalangan terutama kalangan muda. Identitas khusus yang dianggap sakral megis sipritual Suku Dayak yakni kepiawaian memainkan senjata Mandau. Suku Dayak yang sakti mampu menerbangkan Mandau dan memiliki kekepalan diri cukup disegani oleh semua kalangan di Suku Dayak.





SEJARAH MATA AIR TAMPURO

  Dari Sumber terpecaya hasil wawancara team Kompas Gramedia mantan camat Sanggar Ahmad Mutalib beliau memberikan keterangan terkait lokasi ...